Ikan mujair (Oreochromis mossambicus) adalah ikan air tawar yang banyak dikonsumsi dan dibudidayakan di Indonesia. Ikan ini memiliki bentuk badan pipih dengan warna abu-abu, coklat, atau hitam. Ikan mujair memiliki sifat adaptif sehingga dapat dibudidayakan di berbagai lingkungan
Ternyata ikan mujair bisa memicu penyakit berbahaya seperti kanker. Simak fakta lainnya, yuk!
1. Ikan yang Diternakkan
Masih banyak peternak yang membudidayakan ikan dan hanya fokus pada keuntungan saja. Hasilnya, tentu kualitas dari ikan-ikan tersebut tak diperhatikan dan hanya mementingkan kuantitas.
2. Kadar Lemak Buruk Sangat Tinggi
Bila ikan mujair liar makan tumbuhan air dan algae, ikan mujair di peternakan ikan akan makan jagung dan pelet kedelai. Selain itu, ikan-ikan ini juga akan digemukkan. Sayangnya proses penggemukan membuat ikan memiliki kandungan lemak yang tak baik bagi tubuh kita.
3. Mengandung Zat Kimiawi
Ikan-ikan pada peternakan biasanya diberi antibiotik dan sangat mungkin terpapar pestisida yang seharusnya digunakan untuk memberantas hama. Selain itu, sering ditemukan juga ikan mujair yang mengandung bahan kimia yang sama seperti yang ada pada plastik PVC, yaitu dibutyltin.
4. Memakan Kotorannya Sendiri
Alasan keempat ini memang terdengar menjijikkan. Tapi, tahukah kamu bahwa ikan mujair dari peternakan ikan yang sangat padat akan cenderung makan kotorannya sendiri, lo. Bahkan di negara tertentu, ikan mujair juga diberi makanan dari kotoran itik atau hewan lainnya.
5. Bisa Memicu Kanker
Ikan mujair merupakan produk perikanan yang seringkali tidak mendapat perawatan yang tepat, sehingga memiliki kandungan dioxin yang tinggi. Dioxin adalah racun kimiawi yang bersifat karsinogen atau memicu kanker. Sekali dioxin masuk ke tubuh kita, dibutuhkan waktu 7 hingga 11 tahun sebelum benar-benar bersih di tubuh kita.
Nah itulah 5 Fakta Tentang Ikan Mujair.